Samarinda.inews.id - JAKARTA - Sindrom Stevens Johnson (SJS) tiba-tiba menjadi topik hangat setelah muncul dugaan bahwa Joko Widodo (Jokowi) mengidap penyakit autoimun langka ini. Dugaan ini muncul setelah publik memperhatikan perubahan signifikan pada kondisi kulit wajah dan leher Jokowi dalam beberapa penampilannya baru-baru ini.
Sebelumnya, ajudan pribadi Jokowi, Kompol Muhammad Fitriansyah, menyatakan bahwa mantan presiden tersebut tidak dapat hadir pada upacara Hari Lahir Pancasila pada 2 Juni 2025 karena sedang mengalami masalah kulit. Meskipun diundang, kondisi kesehatannya yang menurun membuat Jokowi absen dari acara tersebut. "Beliau masih dalam proses penyembuhan dari alergi kulit," kata Muhammad Fitriansyah.
Walaupun belum ada konfirmasi resmi, munculnya bercak gelap dan iritasi pada kulit memicu spekulasi bahwa gejala tersebut mungkin terkait dengan SJS, yang merupakan reaksi hipersensitivitas serius terhadap obat atau infeksi yang menyerang kulit dan selaput lendir. Penyakit ini tergolong langka, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Lalu, apa sebenarnya Sindrom Stevens Johnson itu?
Apa Itu Sindrom Stevens Johnson?
Sindrom Stevens Johnson adalah kondisi langka yang sangat serius dan dapat mengancam jiwa, di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara ekstrem terhadap zat pemicu tertentu. Penyakit ini terutama menyerang kulit dan selaput lendir, seperti di mulut, mata, dan alat kelamin. SJS sering kali muncul akibat reaksi alergi parah terhadap obat-obatan atau infeksi tertentu yang memicu peradangan sistemik.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait