Ini dia! 10 Alasan Dunia Cenderung Senang Lihat Serangan Iran ke Israel

TEHERAN - Samarinda.inews.id - Perang antara Iran dan Israel pecah dengan latas belakang genosida yang dilakukan rezim Zionis di Gaza. Israel telah membantai lebih dari 55.300 warga Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak. Pecahnya perang Iran dan Israel pun menjadi harapan bagi banyak pendukung rakyat Palestina agar Teheran memberi pelajaran keras pada rezim Zionis. Para pendukung Palestina cenderung senang melihat saat rudal-rudal dan drone Iran menggempur wilayah Israel. Alasan Dunia Senang Iran Gempur Israel
1. Sejarah Panjang Permusuhan antara Iran dan Israel Konflik antara Iran dan Israel telah berlangsung selama lebih dari empat dekade, sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Iran secara terbuka menentang eksistensi negara Israel dan mendukung kelompok-kelompok bersenjata yang memusuhi Israel, seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Di sisi lain, Israel menganggap Iran sebagai ancaman besar, terutama karena ambisi nuklirnya dan pengaruh militernya di wilayah sekitar. Permusuhan ini membuat serangan Iran ke Israel dipandang oleh sebagian kalangan bukan sebagai agresi mendadak, melainkan sebagai kelanjutan dari konflik yang sudah lama berlangsung.
2. Solidaritas terhadap Palestina Banyak pihak di dunia, terutama di negara-negara mayoritas Muslim, merasa simpati besar terhadap penderitaan rakyat Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel, terutama di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Ketika Iran menyerang Israel, sebagian orang melihatnya sebagai bentuk pembelaan terhadap rakyat Palestina. Bagi mereka, Iran menjadi satu dari sedikit negara yang secara terbuka menantang dominasi militer Israel yang sangat brutal di kawasan Timur Tengah. Ini membuat tindakan Iran dipersepsikan bukan semata-mata sebagai tindakan agresi, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang dianggap sebagai ketidakadilan terhadap Palestina.
3. Ketidakpuasan terhadap Kebijakan Luar Negeri Israel Israel sering dikritik karena berbagai kebijakan militer dan politiknya yang dianggap represif terhadap rakyat Palestina. Pendudukan yang berkelanjutan, pembangunan permukiman ilegal, blokade Gaza, dan tindakan kekerasan terhadap warga sipil telah menimbulkan kecaman luas dari banyak kalangan internasional. Karena Israel jarang dikenai sanksi serius oleh negara-negara besar meskipun sering melanggar hukum internasional, maka saat Israel diserang, sebagian pihak melihatnya sebagai bentuk “keseimbangan” atau konsekuensi dari tindakan-tindakan sebelumnya.
4. Standar Ganda dalam Politik Global Banyak negara dan kelompok masyarakat melihat adanya standar ganda dalam perlakuan dunia terhadap konflik. Ketika Israel melancarkan serangan ke negara lain atau ke wilayah Palestina, tanggapan internasional sering dianggap lamban atau lemah. Namun ketika Israel diserang, tanggapan dunia, terutama dari negara-negara Barat, jauh lebih cepat dan keras. Standar ganda ini menimbulkan frustrasi dan membuat sebagian pihak merasa bahwa serangan terhadap Israel merupakan bentuk tantangan terhadap tatanan global yang dianggap tidak adil.
5. Pengaruh Media Sosial dan Narasi Populer Di era media sosial, informasi dan opini menyebar dengan sangat cepat. Serangan Iran ke Israel sering dibingkai dalam narasi perlawanan terhadap penjajahan, terutama oleh media pro-perlawanan atau media alternatif. Narasi-narasi ini disambut masyarakat yang merasa bahwa media arus utama Barat terlalu berpihak pada Israel. Akibatnya, persepsi publik dipengaruhi oleh wacana digital yang melihat tindakan Iran sebagai pembelaan terhadap kaum tertindas, khususnya rakyat Palestina.
6. Sentimen Anti-Barat di Beberapa Kawasan Dunia Israel sering dipandang sebagai sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Karena itu, konflik Israel–Iran juga dipahami sebagai bagian dari konflik yang lebih besar antara kelompok anti-Barat dan kekuatan yang didukung Barat. Di banyak negara berkembang, terdapat sentimen anti-Barat yang kuat akibat kolonialisme, intervensi militer, dan dominasi ekonomi. Dalam kerangka ini, serangan terhadap Israel dilihat sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi Barat dan sistem global yang dianggap eksploitatif.
7. Iran Diposisikan sebagai Kekuatan yang Melawan Hegemoni Iran berusaha memosisikan dirinya sebagai pemimpin “Poros Perlawanan” di kawasan Timur Tengah. Dengan mendukung kelompok-kelompok yang memusuhi Israel dan menentang pengaruh Amerika Serikat, Iran mendapat simpati dari sebagian pihak yang menginginkan perubahan dalam keseimbangan kekuasaan global. Dalam konteks ini, serangan terhadap Israel dipersepsi sebagai upaya menantang dominasi sepihak dan membawa dinamika baru dalam hubungan internasional.
8. Frustrasi Terhadap Ketidakmampuan Lembaga Internasional Banyak orang di dunia kecewa dengan lembaga-lembaga internasional seperti PBB atau Mahkamah Internasional yang dianggap gagal memberikan perlindungan atau keadilan bagi rakyat Palestina. Ketika lembaga-lembaga ini tidak efektif menghentikan kekerasan yang dilakukan Israel, muncul pandangan bahwa hanya kekuatan militer yang dapat memaksa perubahan. Serangan Iran, dalam logika ini, dianggap sebagai bentuk intervensi langsung yang “nyata” ketika diplomasi gagal menghentikan kebrutalan Israel di Gaza.
9. Kecenderungan Dunia Muslim Mendukung Musuh Israel Di berbagai negara Muslim, terutama di Timur Tengah dan Asia Selatan, terdapat kecenderungan kuat mendukung siapa pun yang berani melawan Israel. Hal ini bukan selalu karena dukungan terhadap Iran secara ideologis, tetapi karena keterbatasan negara-negara lain dalam menghadapi Israel secara langsung. Ketika Iran mengambil langkah konfrontatif, banyak masyarakat Muslim melihatnya sebagai bentuk keberanian dan ketegasan yang sudah lama dinantikan.
10. Polarisasi Pandangan di Dunia Barat Sendiri Bahkan di negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan negara Eropa, dukungan terhadap Israel tidak lagi sepenuhnya bulat. Muncul kelompok-kelompok masyarakat, aktivis, akademisi, dan politisi yang secara terbuka mengkritik kebijakan Israel dan menyerukan dukungan terhadap Palestina. Serangan Iran, meskipun secara umum dikecam oleh pemerintah negara-negara Barat, tidak jarang mendapat pembelaan atau pembenaran dari sebagian kelompok progresif atau sayap kiri yang melihatnya sebagai bentuk respons terhadap kekejaman Israel.
Editor : Maskaryadiansyah