"Kaltim tidak punya pilihan selain bergerak menuju energi berkelanjutan, sehingga transisi energi menjadi suatu keharusan, termasuk bagi Kaltim," ujar Myrna dalam seminar dengan tema "Kaltim Menyambut Transisi Energi" yang diselenggarakan di Hotel Bumi Senyiur Samarinda pada Minggu (24/9/2023).
Fitriansyah, Kepala BRIDA Kaltim, mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama dalam pengembangan transisi energi di Kaltim adalah biaya investasi yang tinggi untuk pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga air. Meskipun begitu, Fitriansyah tidak menutup kemungkinan penggunaan energi nuklir sebagai alternatif.
Namun, ia menekankan perlunya penelitian mendalam sebelumnya. Oleh karena itu, ia mengusulkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang potensi penggunaan energi nuklir di Kaltim, meskipun gagasan tersebut pernah diajukan sebelumnya.
Menanggapi hal ini, Haris Retno Susmiyati, seorang dosen dari Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, menekankan perlunya kerangka kebijakan yang jelas dan pentingnya masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap.
Sementara itu, Duta Besar Fadjroel Rachman menjelaskan bahwa Kazakhstan merupakan salah satu dari sepuluh negara terbesar dalam ekspor minyak di dunia. Meskipun begitu, negara tersebut juga menjadi salah satu pemasok utama energi nuklir, mengingat 50 persen uranium dunia berasal dari Kazakhstan. Sebagaimana diketahui, uranium adalah bahan dasar untuk energi nuklir.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait