Samarinda.inews.id - BONTANG – Langkah historis untuk kemandirian industri nasional baru saja dimulai di Kota Bontang.
PT Pupuk Kaltim, di bawah naungan PT Pupuk Indonesia, secara resmi memulai pembangunan Pabrik Soda Ash pertama di Indonesia dengan total investasi fantastis mencapai Rp5 triliun.
Proyek strategis ini bukan sekadar pembangunan pabrik, melainkan penegasan komitmen investasi dalam negeri yang siap mengubah ketergantungan impor menjadi kekuatan produksi domestik.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut proyek ini sebagai bukti nyata untuk Indonesia.
Selama tiga dekade, upaya mendirikan pabrik soda ash selalu kandas, padahal Indonesia membutuhkan sekitar 1 juta ton per tahun dan selama ini harus bergantung penuh pada impor.
"Ini adalah tonggak penting memulai langkah besar yang telah diupayakan selama 30 tahun. Ini adalah bakti kita untuk Indonesia," tegas Rahmad.
Pabrik seluas 16 hektar ini direncanakan memproduksi 300 ribu metrik ton per tahun (MTPY) soda ash, serta 300 ribu MTPY amonium klorida sebagai produk sampingan.
Targetnya, pabrik ini rampung dalam 33 bulan dan mulai beroperasi komersial pada akhir tahun 2028.
Kehadirannya diprediksi langsung mengurangi ketergantungan impor hingga 30 persen di tahap awal, bahkan membuka peluang ekspor di masa depan.
Namun, di tengah euforia investasi triliunan rupiah ini, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni turut mengingatkan komitmen terhadap masyarakat lokal harus menjadi prioritas utama.
Ia mendukung penuh Bontang sebagai kota hilirisasi industri dan menegaskan bahwa setiap proyek strategis nasional, termasuk Pabrik Soda Ash wajib mematuhi Perda Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2008.
"Komitmen terhadap Perda Ketenagakerjaan harus diutamakan, minimal 75 persen tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal," tegas Neni.
Neni berharap pertumbuhan ekonomi makro yang dibawa industri besar ini bisa menetes secara nyata ke level mikro.
Dengan melibatkan masyarakat lokal secara signifikan, ia meyakini manfaat investasi akan langsung dirasakan, memicu tumbuhnya industri turunan seperti kaca, keramik, sabun, dan tekstil di Bontang.
Kepala DPMPTSP Kota Bontang, Aspianur, juga menegaskan kesiapan pemerintah daerah.
"Kami sangat menyambut baik investasi Soda Ash ini karena dampaknya besar bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun lapangan kerja," ujarnya.
Aspianur menambahkan, Kota Bontang berkomitmen menjadi "kota yang ramah investasi" dengan memberikan kemudahan proses perizinan.
Ia menegaskan posisi Bontang sebagai kota industri strategis yang siap menjadi kontributor utama program hilirisasi industri nasional.
Proyek ini juga disebut menjadi bagian dari upaya penguatan industri strategis, selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Pembangunan pabrik ini menjadi bukti bahwa Bontang terus memperkuat posisinya sebagai kota industri strategis di Kaltim, sekaligus berkontribusi terhadap program hilirisasi industri nasional,” pungkasnya.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait
