SAMARINDA. iNewsSamarinda.id - Warga Samarinda dihebohkan dengan Video Viral berdurasi 34 detik, dimana dalam video tersebut seorang pria sedang mandi menggunakan air parit dan menggosok badannya dengan sabun. Hal ini membuat pria tersebut kesal karna air PDAM tidak mengalir selama 4 hari.
Pelayanan air bersih Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana kota Samarinda jadi sorotan tajam warga. Bahkan warga mandi di parit gara-gara air tidak mengalir di rumahnya empat hari. Kondisi itu kontras dengan melimpahnya ketersediaan air baku di Sungai Mahakam.
Diketahui video berdurasi 34 detik itu terjadi di Jalan Pangeran Suryanata Gang Tinggiran RT 38 dan RT 39 kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu.
Pria dalam video yang sedang asik mandi menggunakan air parit itu adalah Asran, 56 tahun, warga RT 39. Dia mandi di tengah teriknya matahari.
Helma, 53 tahun, istri dari Asran membenarkan itu adalah suaminya. Mandi menggunakan air parit yang sekilas terlihat bersih itu bukan tanpa alasan. Sebab empat hari ini air Perumdam Tirta Kencana tidak mengalir di kawasan tinggalnya.
"Tidak ada informasi, tiba-tiba air mati," kata Helma ditemui di kediamannya, Senin.
Helma mengira suaminya mandi menggunakan air parit itu juga karena kesal air tidak kunjung mengalir empat hari terakhir ini. Persediaan air bersih pun sudah habis.
Usaha kecil yang dia jalankan, yakni air isi ulang galon, tidak lagi bisa beroperasi karena ketiadaan air bersih layak konsumsi. Sementara ini, dia pun menampung air bersih ke dalam galon bekas yang sementara mengalir meski sangat kecil dari keran air di teras rumahnya.
"Baru mengalir sekitar jam 1 malam tadi, mati lagi. Kemudian mengalir lagi. Dari galon saya pindah ke bak di dalam rumah. Air ini buat MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) saja," ujar Helma.
Kawasan Tinggiran menurut Helma memang seringkali air tidak mengalir. Bulan ini saja misalnya sudah tiga kali air tidak mengalir.
"Kalau tidak ada air bersih, air ambil di parit. Sebenarnya parit itu airnya dari polder dan itu dipakai buat basuh-basuh di WC saja," Helma menerangkan.
"Air ini biarpun tidak mengalir tetap bayar. Kalau tidak bayar, nanti dicabut orang (Perumdam Tirta Kencana). Mudah-mudahan semakin baik lah pelayanan air bersih ini. Tidak sering mati-mati lagi," harap Helma.
Warga lainnya di RT 38, Muhammad Isnaini mengatakan tidak ada pemberitahuan Perumdam Tirta Kencana akan menghentikan distribusi air bersih.
"Kalau ada pemberitahuan, warga itu bisa persiapan dulu. Ini tidak ada persiapan, langsung mati dari hari Jumat," kata Isnaini.
Air di parit yang bersumber dari aliran buangan Polder Air Putih jadi andalan warga, sekadar menggunakannya di antaranya untuk buang air besar (BAB) di rumah.
"Air di sini dipakai mandi kalau malam, ini air dari Polder. Kalau mau BAB sulit tidak ada air. Bantuan tangki PDAM tidak ada," kata Isnaini menunjuk ke arah parit sebagai sumber air warga untuk BAB.
Yang memprihatinkan, tidak banyak warga yang memiliki tandon untuk menampung air. Di mana harga satu tandon berisi 1.200 liter air seharga Rp 100 ribu. Namun di sebagian warga lainnya harga satu tandon hingga Rp 200 ribu, sehingga mengurungkan niatan warga membeli air tandon.
"Jadi, air seadanya saja dari sini (parit) utamanya untuk MCK saja. Kalau untuk air minum, beli dari air galon. Pengeluaran pastinya bertambah.
Penjelasan Camat Samarinda Ulu
Muhammad Fahmi, Camat Samarinda Ulu sebagai perwakilan pemerintah kota Samarinda juga menemui warga yang viral mandi menggunakan air parit itu.
"Saya mau buktikan kenapa mandi di parit? Ternyata PDAM empat hari tidak mengalir. Saya minta yang bersangkutan jangan lagi mandi di parit. Perlu air, saya bisa datangkan air tandon," kata Fahmi
Dari koordinasi dia bersama dengan Perumdam Tirta Kencana, tidak mengalirnya air bersih dikarenakan adanya pengerjaan perbaikan pipa induk di Jalan Ringroad II, Kelurahan Air Putih. Di lokasi itu, diawasi langsung Direksi Perumdam dan menggunakan dua kontraktor sekaligus, serta menggunakan alat berat ekskavator.
"Mudah-mudahan tidak lama lagi air mengalir. Saya harap warga bersabar. Tergantung perbaikan yang ada, dan cukup berat karena menggunakan ekskavator," Fahmi menerangkan.
"Tadi juga saya mengimbau warga agar tidak menggunakan air parit untuk mandi. Dilihat jernih tapi tidak layak. Ini jangan sampai terjadi lagi. Ini memalukan pemerintah kota, memalukan kita semua. Kita ingin sadarkan masyarakat ini, kalau ada apa-apa (perlu air bersih) laporkan ke Lurah," Fahmi menjelaskan.
Kondisi warga mandi air parit itu kontras dengan ketersediaan air baku di kota Samarinda.
"Kita tidak kekurangan air kok. Sungai Mahakam banyak, Karang Mumus hanyak. Tapi kenapa kita sesalkan tingkah laku warga ini untuk akibatkan demikian? Karena saya peka terhadap lingkungan, dan langsung turun bersama staf tadi. Kenapa bisa terjadi dan viral?" ungkap Fahmi.
Fahmi berharap kejadian warga mandi dari air parit itu tidak terjadi lagi di wilayahnya. Dia juga sudah memerintahkan jajaran kelurahan untuk mendata keperluan air bersih warga, dan Perumdam Tirta Kencana menyatakan kesiapannya untuk mendistribusikan.
"Mudah-mudahan perbaikan pipa ini cepat selesai," imbuh Fahmi.
Editor : Maskaryadiansyah