get app
inews
Aa Text
Read Next : Sobat Bumi Kalimantan: Menanam Bibit Pohon dan Masa Depan yang Lebih Hijau

PM BEM FKG dan FT Unmul Tawarkan Solusi Krisis Air Bersih dan Kesehatan Gigi di Desa Keresik Bura

Selasa, 16 Desember 2025 | 14:17 WIB
header img
PM BEM FKG dan FT Unmul Tawarkan Solusi Krisis Air Bersih dan Kesehatan Gigi di Desa Keresik Bura. Foto Ist

Samarinda.inews.id - PASERDesa Keresik Bura, Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, merupakan salah satu wilayah prioritas nasional rawan bencana. Selain menghadapi ancaman banjir dan tanah longsor akibat tingginya curah hujan yang tidak terserap tanah, desa yang berada di kawasan perkebunan kelapa sawit ini juga mengalami krisis air tanah bersih yang layak konsumsi. Kondisi tersebut berdampak langsung pada kualitas kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut yang masih tergolong rendah.

Menjawab tantangan tersebut, Tim Pelaksana Program Mahasiswa Berdampak (PM BEM) Universitas Mulawarman (Unmul) yang melibatkan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Teknik (FT) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Keresik Bura pada Agustus hingga Desember 2025. Program ini merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan fokus penerapan teknologi pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih alternatif yang berkelanjutan dan terjangkau.

Tim pelaksana kegiatan diketuai oleh Dr. drg. Sinar Yani, M.Kes, dengan anggota Dr. drg. Ika Fikriah, M.Kes dan Dr. Ir. Mardewi Jamal, S.T., M.T., serta didukung oleh 23 mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unmul dari FKG dan FT. Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025 melalui Skema Program Mahasiswa Berdampak Pengabdian Masyarakat oleh BEM.

“Kegiatan ini kami rancang untuk memberikan solusi nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, meskipun program nantinya telah selesai,” ujar Ketua Tim Pelaksana, Dr. drg. Sinar Yani, M.Kes.

Pelaksanaan PM BEM ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Keresik Bura sebagai mitra pemerintah. Selain itu, program ini melibatkan dua mitra masyarakat sasaran, yakni BUMDES Payo Klato sebagai mitra produktif dan KPSPAM Tirta Mutiara sebagai mitra non-produktif, guna memastikan keberlanjutan program setelah tim kembali ke kampus.

Kegiatan diawali dengan identifikasi permasalahan dan sosialisasi program kepada masyarakat. Selanjutnya, tim melaksanakan pelatihan dan praktik pembuatan teknologi pemanen air hujan (PAH) menggunakan Gama Rain Filter, teknologi penyaring air hujan yang telah dipatenkan dan mampu menghasilkan air bersih layak pakai, khususnya untuk menunjang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

“Teknologi ini sederhana, mudah diterapkan, dan aman digunakan. Air hujan yang sebelumnya langsung ditampung kini dapat disaring sehingga lebih layak untuk kebutuhan kesehatan,” jelas Sinar Yani.

Bersama mitra, tim menetapkan empat titik lokasi pemasangan teknologi PAH, masing-masing dua titik untuk BUMDES Payo Klato dan KPSPAM Tirta Mutiara. Tim kemudian dibagi ke dalam empat kelompok pendamping yang secara langsung mendampingi mitra dalam proses pembuatan dan pemasangan teknologi tersebut. Antusiasme mitra terlihat tinggi karena teknologi ini membuka wawasan baru tentang pemanfaatan air hujan secara lebih aman dan efektif.

Selain penerapan teknologi air bersih, tim PM BEM juga memberikan edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat. Edukasi dilakukan dengan metode interaktif menggunakan ekstrak buah naga sebagai pewarna plak gigi (disclosing agent) yang murah dan mudah dibuat.

“Dengan berkumur menggunakan larutan ekstrak buah naga, plak gigi akan terlihat jelas sehingga masyarakat bisa mengetahui bagian gigi yang belum bersih saat menyikat,” lanjut Sinar Yani.

Direktur BUMDES Payo Klato, M. Isro’i, menyampaikan bahwa selama ini pengelolaan air bersih yang bersumber dari air tanah terkendala keterbatasan debit dan biaya operasional yang cukup tinggi. Ia menilai teknologi pemanen air hujan menjadi solusi alternatif yang sangat membantu.

“Ke depan kami berencana menambah jumlah unit pemanen air hujan agar kebutuhan air bersih warga dapat terpenuhi dengan harga yang lebih terjangkau, sekaligus tetap meningkatkan pendapatan BUMDES,” ujarnya.

Sementara itu, Ahmad, selaku Ketua KPSPAM Tirta Mutiara, menyatakan pihaknya siap menjalankan tugas tambahan untuk menjaga keberlanjutan operasional seluruh unit teknologi PAH yang telah terpasang. Selain itu, KPSPAM juga akan membantu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut melalui kader kesehatan hasil pembentukan Tim PM BEM Unmul yang diketuai oleh Endah, kader Posyandu Mawar Desa Keresik Bura.

Apresiasi atas pelaksanaan program ini disampaikan oleh H. Hademan, Kepala Desa Keresik Bura. Ia mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Mulawarman, Ketua LP2M Unmul, serta DPPM Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Program Mahasiswa Berdampak PM BEM ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kami berharap program seperti ini terus berlanjut karena dampaknya nyata dan berkelanjutan,” tutupnya.

Editor : Maskaryadiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut