get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal Panen Buah Lai di Desa Batuah, Wisatawan Wajib Tahu!

Normalisasi Sungai Belayan Jadi Fokus Utama Kecamatan Kembang Janggut

Kamis, 05 Desember 2024 | 13:00 WIB
header img
normalisasi sungai belayan (foto : ilust)

Samarinda.inews.id - Kutai Kartanegara – Pendangkalan Sungai Belayan di Kecamatan Kembang Janggut menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Sungai yang menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat kini mengalami masalah akibat tumpukan sedimen, yang menyebabkan banjir saat musim hujan dan kesulitan transportasi di musim kemarau.

Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono, menjelaskan bahwa kondisi ini telah berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat di beberapa desa terpencil, termasuk Muai, Bukit Layang, Kelekat, Long Beleh Haloq, dan Long Beleh Modang.

"Kondisi ini mempengaruhi kehidupan warga. Saat musim hujan, banjir menjadi ancaman besar. Sebaliknya, saat musim kemarau, pendangkalan sungai membuat aktivitas transportasi sulit dilakukan," ujar Suhartono dalam wawancara, Senin (2/12/2024).

Sungai Belayan memiliki peran strategis sebagai jalur transportasi utama untuk masyarakat di Kembang Janggut. Selain menghubungkan antar desa, sungai ini juga menjadi jalur distribusi kebutuhan pokok, hasil pertanian, dan berbagai barang lainnya. Namun, pendangkalan yang semakin parah membuat arus transportasi terganggu, sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.

"Pendangkalan sungai ini sangat mempersulit kehidupan sehari-hari warga. Saat air surut, banyak perahu dan kapal tidak bisa melintas. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat, terutama dalam hal distribusi barang dan aktivitas ekonomi," tambah Suhartono.

Menurutnya, kondisi ini juga memicu keresahan masyarakat, terutama ketika banjir tahunan datang dan mengganggu aktivitas mereka.

Sebagai solusi atas masalah ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) bersama pemerintah kecamatan dan sejumlah instansi terkait mulai menyusun rencana normalisasi Sungai Belayan. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir dan memperbaiki arus transportasi yang terganggu akibat sedimentasi. Suhartono mengungkapkan, saat ini tim teknis sedang melakukan survei dan peninjauan lapangan untuk memetakan wilayah terdampak serta menentukan metode pengerjaan yang paling efektif.

Editor : Maskaryadiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut