iNewsSamarinda.id - JAKARTA - Bakal Calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Mahyudin mengatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kaltim jangan hanya bertumpu pada sektor pertambangan dan penggalian, tapi harus disiapkan penguatan pada sektor hilirisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Tahun 2010 PDRB Kaltim bergantung terhadap pertambangan dan penggalian sebesar 49,87 persen. Kemudian pada tahun 2022 itu naik menjadi 52,43 persen," ujar Mahyudin dalam diskusi Inspirasi untuk Bangsa terkait Siapkan Ekonomi Kaltim Paska Tambang, Sabtu (21/4).
Sementara itu, dari PDRB industri pengolahan pada 2010 adalah 24,66 persen, pada 2022 turun menjadi 15,54 persen.
"Jadi tantangannya saat ini PDRB Kaltim bergantung pada pertambangan dan penggalian. Sedangkan SDA ini sudah pasti habis. Kita bisa bayangkan bahwa mineral ini akan habis, yang pastinya Kaltim akan mengalami penurunan pendapatan. Itu ancaman yang cukup serius," lanjut Mahyudin yang juga Wakil Ketua DPD RI ini.
Menurutnya, Kaltim saat ini berada dalam dua tantangan besar, yaitu mencari sumber pendapatan lain dari SDA yang bisa diperbaruhi dan pendapatan yang bertumpu pada sumber daya manusia.
"Pertama mencari sumber pendapatan dari SDA yang bisa diperbaruhi kedua mencari pendapatan yang bertumbuh pada SDM, salah satunya industrialisasi. Sehingga yang harus kita siapkan sekarang adalah membangun industri-industri baru yang bertumpu pada SDA yang ada disana. Sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat," ujar Mantan Bupati Kutai Timur ini.
Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa Kaltim nantinya akan menjadi Epicentrum Nasional dan Internasional. Sehingga dalam menunjang hal tersebut infrastruktur juga harus disiapkan dan dibenahi.
"Saat ini masih banyak jalan provinsi yang kondisinya rusak parah dan sedang. Itu yang harus diselesaikan. Seperti antara Samarinda ke Kutai Barat dan Mahakam Ulu," tegasnya.
Selain juga, mempersiapkan kota-kota penunjang Ibu Kota Nusantara (IKN), seperti Balikpapan dan Samarinda.
"Tantangan berikutnya adalah kita mungkin sedikit abai terhadap perkembangan pertumbuhan perkotaan. Seperti Jakarta menjadi ibu kota negara dengan kondisi yang macet luar biasa. Harus disiapkan 'Three City', yakni Balikpapan, Samarinda dan IKN untuk menghadapi tantangan ini. Kalau tidak, kita memindahkan kemacetan dari Jakarta ke Kalimantan Timur," pungkas Mahyudin.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait