get app
inews
Aa Text
Read Next : Novan Soroti Ketidakmerataan Sebaran Sekolah SMP di Samarinda

Program MBG, Tak Cukup Hanya Distribusi DPRD Samarinda Soroti Kualitas

Selasa, 17 Juni 2025 | 01:41 WIB
header img
Program MBG, Tak Cukup Hanya Distribusi DPRD Samarinda Soroti Kualitas

SAMARINDA - Samarinda.inews.id - Pemerintah memang telah memulai langkah baik dengan menggulirkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Samarinda. Namun, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti mengingatkan bahwa program ini tak cukup sekadar memberikan makan.

Puji menilai, MBG hanya akan berdampak signifikan jika pemerintah juga menaruh perhatian serius pada dua aspek yang kerap terlewat: keberlanjutan bahan pangan dan edukasi gizi.

“Kalau Cuma fokus bagi-bagi makanan, ya dampaknya Cuma jangka pendek. Padahal yang harus dijaga adalah pasokan makanan sehatnya dan bagaimana anak-anak memahami nilai gizinya,” ujarnya.

Dengan jumlah pelajar TK hingga SMP mencapai sekitar 134 ribu anak, ia mempertanyakan kesiapan logistik jangka panjang serta sistem yang menjamin makanan yang diberikan tak hanya layak konsumsi, tapi juga sesuai kebutuhan gizi harian anak.

Lebih lanjut, Puji menekankan bahwa makan gratis tidak boleh dipandang hanya sebagai bantuan sosial. Ia berharap program ini bisa menjadi alat perubahan budaya makan sehat sejak dini.

“Anak-anak perlu tahu kenapa penting makan sayur, protein, dan karbohidrat seimbang. Jangan sampai mereka Cuma makan karena lapar, tapi tidak tahu manfaatnya,” katanya. 

Ia juga menyoroti pentingnya pemerintah mengawal keberlangsungan MBG, tidak hanya dari sisi pendanaan, tapi juga dari sisi manajemen program dan penyempurnaan menu sesuai standar kebutuhan anak.

Diketahui, MBG saat ini telah diterapkan di 19 sekolah—tersebar di Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir dengan 2.582 siswa sebagai penerima manfaat. Setiap porsi makanan dibanderol Rp15 ribu, diproduksi oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan didistribusikan setiap hari oleh tenaga teknis Badan Gizi Nasional (BGN) dan relawan lokal.

Namun, dengan kebutuhan energi anak usia 4–18 tahun yang bisa mencapai 2.650 kalori per hari, Puji mengingatkan bahwa penyusunan menu MBG tak boleh sekadar mengejar kenyang, tetapi harus memastikan terpenuhinya kalori, protein, karbohidrat, dan zat gizi lainnya.

“Ini bukan soal makan gratisnya. Ini soal bagaimana kita menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Kalau dikerjakan setengah hati, manfaatnya tidak akan maksimal,” pungkasnya.

Editor : Maskaryadiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut