Mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini mewakili suara rakyat yang ingin melihat calon pemimpin yang benar-benar peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
Mereka menuntut agar semua calon kepala daerah menjauhkan diri dari praktik bagi-bagi uang menjelang Pilkada. "Kita harus memilih pemimpin berdasarkan visi dan misi mereka, bukan karena iming-iming uang," ungkap seorang mahasiswa yang juga koordinator aksi. Pernyataan ini mencerminkan semangat kolektif untuk membangun kesadaran akan pentingnya memilih dengan hati nurani.
Kampanye ini juga dilengkapi dengan orasi di beberapa titik secara langsung dan pembagian brosur informasi mengenai dampak negatif politik uang terhadap demokrasi.
Mahasiswa menjelaskan bahwa politik uang bukan hanya merusak integritas pemilu, tetapi juga menciptakan ketidakadilan sosial dan memperlebar kesenjangan di masyarakat.
Dengan pendekatan edukatif ini, mereka berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang pentingnya suara mereka dalam menentukan masa depan daerah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait