Agus Yulianto, Pelatih Pencak Silat Kategori Seni: Mengukir Prestasi Lewat Ketekunan dan Kreativitas
Salah satu aspek menarik dalam pencak silat kategori seni adalah penggunaan senjata tradisional seperti golok dan toya dalam kategori tunggal. Ketelitian dalam memegang senjata dan menjaga aksesoris tetap terpasang menjadi bagian penting dalam penilaian.
"Jika senjata atau aksesoris lepas saat performa, nilai akan langsung dikurangi. Jadi, ketempatan nya dan kesempurnaan gerakan dari awal hingga akhir sangat krusial," kata Agus.
Mengenai target medali, Agus cukup optimis mengingat prestasi atlet-atlet binaannya dalam berbagai kejuaraan nasional sebelumnya. Ia menargetkan untuk meraih posisi teratas di ajang berikutnya, sesuai dengan target yang telah ditetapkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
"Melihat hasil di Kejurnas kemarin, kami optimis bisa meraih target 1-2 besar. Para atlet yang berusia 16 hingga 18 tahun ini memiliki potensi besar, dan kami akan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan mereka," ujarnya penuh keyakinan.
Agus Yulianto tidak hanya menjadi pelatih, tetapi juga seorang kreator. Dalam kategori ganda, ia bersama tim pelatih lainnya merancang sendiri gerakan-gerakan yang akan ditampilkan oleh para atlet.
Meskipun tanpa musik, mereka mengajarkan ketukan, ekspresi, dan power untuk membuat gerakan semakin mantap dan serasi.
“Yang kami fokuskan adalah kekuatan dan ketukan gerak. Di sini mental para atlet juga berperan besar, apalagi ketika harus tampil menghadapi lawan yang lebih unggul," tutur Agus.
Dengan ketekunan dan pengalaman yang ia miliki, Agus Yulianto terus berusaha untuk membawa cabor pencak silat kategori seni semakin berjaya. Harapannya, bukan hanya prestasi yang akan diraih, tapi juga kemampuan mental dan teknik atletnya yang semakin matang di masa depan.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait