Rudi membeberkan, saat ini Pemerintah terkesan semakin arogan, bahkan Rudi yang di ketahui sebagi Ketua Kekraf di Kecamatan Kutai Kartanegara berkali kali mengajukan Event untuk memberdayakan masyarakat lokal tak kunjung mendapat respon. Adapun yang ia terima hanya jawaban bahwa Muara Badak tak memiliki anggota dewan di DPRD Kukar, hingga hal itu menjadi alasan Kecamatan penyumbang PAD terbesar untuk Kukar itu, tak mendapatkan jatah melaksanakan Event besar yang melibatkan Pemuda di Muara Badak.
Disampaikan oleh Rudi, saat ini untuk wilayah pesisir, event hanya terselenggara di Samboja, Anggana, dan dalam waktu dekat di Marangkayu. Muara Badak kembali di tinggalkan.
“Ini sudah menjadi keluhan kami sepanjang tahun di kepemimpinan Bupati dan wakil bupati Kukar saat ini. Kami sudah sampaikan dari tingkat kecamatan, sampai ke kabupaten. Namun hasilnya nihil. Akhirnya dengan kekuatan yang masih tersisa ini, kami terus berupaya memeriahkan kampung kami, meski terus terusan di abaykan oleh pihak pemerintah. Judul dari 1001 Festival Kukar itu, ya mungkin bukan untuk Muara Badak,” tegas Rudi
Awang Yakub Lukman yang akrab di sapa AYL adalah salah satu tokoh masyarakat di Kaltim yang mengakui kegigihan kaum milenial di Kecamatan penghasil minyak dan gas terbesar di Kaltim itu. Dirinya menjadi satu satunya pendukung atas inisiatif pengembangan UKM melalui pasar rakyat yang terselenggara di Lapangan Pertamina Hulu Sanga - sanga itu.
Editor : Maskaryadiansyah