Selain nilai penawaran, Junaidi mengungkapkan bahwa salah satu indikator utama dalam menentukan pemenang adalah komitmen pihak ketiga untuk menanamkan modal di hotel tersebut.
Hal ini, menurutnya, penting untuk menjamin keberlanjutan dan pengembangan hotel di masa depan.
"Kami tidak hanya mencari pengelola yang mampu membayar sewa tinggi, tetapi juga yang bersedia menanamkan modal. Dengan begitu, hotel ini bisa berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar, baik bagi pemerintah maupun masyarakat sekitar," jelasnya.
Keputusan untuk mengomersialkan Hotel Atlet ini didorong oleh kebutuhan untuk memaksimalkan aset-aset daerah yang selama ini kurang optimal pemanfaatannya. Diharapkan, dengan pengelolaan profesional, hotel tersebut dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah sekaligus meningkatkan daya tarik wisata di Samarinda.
Junaidi juga memastikan bahwa proses komersialisasi ini tidak akan menghilangkan fungsi utama hotel sebagai akomodasi bagi para atlet yang bertanding di GOR Kadrie Oening.
"Hotel ini awalnya dibangun untuk atlet, dan kami tetap akan mempertahankan fungsinya. Namun, dengan pengelolaan yang lebih profesional, hotel ini bisa digunakan untuk keperluan komersial ketika tidak ada event olahraga, sehingga aset ini bisa terus produktif sepanjang tahun," pungkasnya.
Dengan berbagai langkah yang telah direncanakan, komersialisasi Hotel Atlet diharapkan menjadi contoh sukses dalam pengelolaan aset daerah yang berorientasi pada pembangunan ekonomi jangka panjang.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pun berharap, mitra pengelola yang terpilih nantinya dapat membawa inovasi dan pengalaman baru yang akan memperkuat posisi Samarinda sebagai salah satu destinasi wisata dan olahraga di Kalimantan.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait