"Event ini sebenarnya bukan diperuntukkan bagi atlet usia dini, tetapi anak-anak dari DOD Kaltim tetap berani dan terbukti mampu bersaing," ungkap Dany.
Namun, menurutnya, salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah peralatan. Para atlet DOD terpaksa menggunakan sepeda pinjaman yang kondisinya sudah tidak prima, terbukti dengan insiden yang dialami Ragil.
Melihat situasi ini, Kepala Pelaksana Sekretariat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim, Zairin Zain, menekankan pentingnya pembaruan sarana dan prasarana untuk cabor balap sepeda.
"Idealnya, setiap atlet memiliki sepeda sendiri dengan standar internasional. Keterbatasan peralatan tidak boleh menjadi penghalang bagi mereka untuk terus berprestasi," ujar Zairin.
Meski menghadapi berbagai tantangan, pencapaian yang diraih oleh atlet-atlet muda DOD Kaltim ini menjadi bukti bahwa semangat juang mereka tak padam oleh keterbatasan.
Dukungan yang lebih maksimal, baik dari segi fasilitas maupun pembinaan, diyakini akan semakin mengembangkan potensi mereka di masa mendatang.
Editor : Maskaryadiansyah
Artikel Terkait